Kamis, 19 Juli 2012

Mengapa Kita Tidak Bisa Mengingat Masa Bayi Kita?

Pernahkan terlintas di pikiran kita bagaimana rasanya di dalam kandungan ibu kita , atau bagaimana rasanya ketika kita digendong saat masih berusia di bawah 1 tahun?
Ternyata sekuat apa pun ingatan anda, kemungkinan besar ingatan paling awal anda hanya akan berasal

paling lama dari saat anda berusia tiga tahun. Bahkan, anda mungkin hanya memiliki sedikit kenangan dari usia antara 3 sampai 7 tahun. Psikolog menyebut ketidakmampuan kebanyakan orang dewasa untuk mengingat peristiwa dari awal kehidupan seperti ini sebagai amnesia masa kecil. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Sampai 20 tahun terakhir, para peneliti belum dapat menjelaskan secara tepat mengapa amnesia masa kecil ini bisa terjadi. Oleh karena itu mereka berusaha menyelidiki kemampuan memori anak-anak untuk mencari jawabannya. Untuk waktu yang lama, penjelasan di balik amnesia masa kecil bersandarkan pada asumsi bahwa bagian pembentukan memori pada otak bayi belum berkembang. Lalu, pada usia sekitar 3 tahun, barulah kemampuan memori pada anak-anak mulai berkemb.


Namun, psikolog telah menemukan bahwa bayi berumur 3 sampai 6 bulan pun telah dapat membentuk kenangan jangka panjang. Perbedaannya hanya pada kenangan mana yang akan dipertahankan. Misalnya, bayi lahir dengan kenangan yang lebih implisit atau utuh dan tidak sadar. Pada saat yang sama, memori eksplisit atau episodik (yang mencatat peristiwa tertentu) tidak membawa informasi pada tiga tahun pertama kehidupan, hal ini dapat menjelaskan mengapa orang tidak ingat ketika mereka dilahirkan.


Proses Pembentukan Memori

pada Anak Untuk membentuk kenangan, manusia harus membuat sinaps, atau koneksi antara sel otak, yang mengkodekan informasi sensorik dari suatu peristiwa ke dalam memori kita. Dari sana, otak kita mengatur informasi ke dalam kategori-kategori dan menghubungkannya dengan data yang serupa, yang disebut konsolidasi. Agar memori dapat tersimpan dengan lama, kita harus secara berkala "mengambil" kenangan ini kembali (proses dimana kita mengingat) dan menelusuri kembali sinaps yang telah terbentuk, yang bertujuan untuk memperkuat koneksi tersebut.

Sebagian besar studi telah membantah pemikiran lama bahwa bayi tidak dapat mengkodekakan informasi yang membentuk dasar dari kenangan. Misalnya, dalam satu percobaan yang melibatkan bayi berusia 2 dan 3 bulan, kaki bayi dilekatkan dengan pita ke mainan yang terdapat di atasnya. Dengan menendang kaki mereka, bayi belajar bahwa gerakan tersebut menyebabkan mainan untuk bergerak. Kemudian, bayi ditempatkan di bawah mainan yang sama tanpa pita, bayi ingat untuk menendang kaki mereka. Ketika percobaan yang sama dilakukan dengan bayi berusia 6 bulan, mereka memahami hubungan ini jauh lebih cepat, yang menunjukkan bahwa kemampuanpengkodean mereka semakin cepat secara bertahap seiring dengan waktu, bukannya dalam satu ledakan yang signifikan pada usia sekitar 3 tahun.


Pengkodean memori ini berhubungan dengan perkembangan dari korteks prefrontal bayi. Daerah ini, yang aktif selama pengkodean dan pengambilan ingatan eksplisit, tidak berfungsi sepenuhnya saat lahir. Namun, setelah 24 bulan, jumlah sinaps pada korteks prefrontal telah mencapai tingkat dewasa. Selain itu, ukuran hippocampus di dasar otak terus tumbuh hingga tahun kedua atau ketiga. Hal ini penting karena hippocampus menentukan informasi sensorik apa yang ditransfer ke dalam penyimpanan jangka panjang.


Tapi bagaimana dengan memori implisit? Bertempat di otak kecil, memori implisit sangat penting untuk bayi baru lahir, yang memungkinkan mereka untuk mengasosiasikan perasaan kehangatan dan keamanan dengan suara ibu mereka dan secara naluriah mengetahui bagaimana cara untuk makan. Selanjutnya memori implisit mengalami beberapa perkembangan seiring dengan bertambahnya usia. Bahkan dalam kasus amnesia dewasa, keterampilan implisit seperti mengendarai sepeda atau bermain piano tetap bertahan dari trauma otak.


Hubungan Memori dengan Kemampuan Verbal

Ingatan paling awal kita kemungkinan juga diblokir dari kesadaran kita karena kita tidak memiliki kemampuan bahasa pada waktu itu. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2004, menelusuri perkembangan verbal pada bayi berusia 27-39 bulan sebagai ukuran seberapa baik mereka bisa mengingat kejadian masa lalu. Para peneliti menemukan bahwa jika anak-anak tidak tahu kata-kata untuk menggambarkan peristiwa ketika itu terjadi, maka mereka tidak bisa menjelaskan setelahnya nanti setelah mempelajari kata-kata yang tepat.

Orang tua juga memainkan peran penting dalam mengembangkan memori anak-anak. Penelitian lain menunjukkan bahwa cara orang tua mengingat kenangan dengan anak mereka secara verbal, berkorelasi dengan gaya narasi anak-anak untuk menceritakan kembali kenangan mereka di kemudian hari. Dengan kata lain, anak-anak yang orang tuanya memberitahu mereka tentang peristiwa masa lalu, seperti pesta ulang tahun atau perjalanan ke kebun binatang, akan lebih mungkin untuk menggambarkan kenangan mereka sendiri dengan jelas. Menariknya, memori pribadi juga memiliki komponen budaya, dimana kenangan pribadi orang Barat lebih fokus pada diri mereka sendiri dan orang Timur mengingat diri mereka lebih dalam konteks kelompok.




Sumber
  • Share
  • [i]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar